Selasa, 30 September 2014

Laporan Praktikum Botani PENGENALAN MACAM-MACAM BENTUK SEL DAN BAGIAN_BAGIANNYA



LAPORAN PRAKTIKUM
 BOTANI
PENGENALAN MACAM – MACAM BENTUK SEL DAN BAGIAN – BAGIANNYA


OLEH :

NAMA                       : RISMIATI
NIM                            : D1B112028
KELOMPOK             : II ( DUA )


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI   
 2012

I. PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Sel adalah ruang-ruang kecil yang dibatasi dinding-dinding yang tipis. Orang yang pertama kali melakukkan penelitian sel adalah Robert Hooke  (sekitar pertengahan abad ke XVII) dengan menggunakan bantuan mikroskop. Ukuran sel pada umumnya sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Bentuk dan ukuran sel bervariasi, bentuk sel biasanya sesuai dengan fungsinnya. Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktur dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari kehidupan. Hal ini bahwa secara struktural, sel merupakan penyusun makhluk hidup, baik makhluk bersel satu maupun bersel banyak. Selain itu, setiap sel melakukuan aktifitas kehidupan .
Sel merupakan unit stuktural dan fungsional terkecil dari kehidupan. Hal ini bahwa secara struktural, sel merupakan penyusun mahluk hidup, baik mahluk hidup bersel satu maupun bersel banyak. Selain itu, setiap sel melakukan aktifitas kehidupan. Mengingat pentingnya sel maka perlu dilakukan praktikum pengenalan macam – macam bentuk sel dan bagian – bagiannya.
B.                 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini di laksanakan yang ingin di capai yaitu Untuk mengetahui bagian-bagian sel tumbuhan serta fungsinya dan untuk Melihat beberapa macam bentuk sel dan hubungan antar sel.
Kegunaan yang ingin di capai pada pelaksanaan praktikum ini yaitu mengetahui bagian-bagian sel tumbuhan serta fungsinya dan untuk melihat beberapa macam bentuk sel dan hubungan antar sel.



 II. TINJAUAN PUSTAKA
Sel merupakan penyusun mahluk hidup baik mahluk hidup bersel 1atau bersel banyak pada tumbuhan atau hewan. Mahluk hidup tersusun dari sel telah di buktikan melalui pengamatan mikroskopis oleh schleiden dan scwan dan dirumuskan dalam teori yang menyatakan sel merupakan kesatuan struktural kehidupan. Dan dari teori yang menyatakan sel merupakan kesatuan fungisional kehidupan Pleh Max Schultze dan Thomas Huxley terlihat bahwa aktifitas yang berlangsung dalam tubuh mahluk hidup tercermin dalam aktivitas dalam sel. Contohnya transportasi, respirasi dan sintesis. Kelangsungan proses tersebut di dukung oleh adanya komponen sel berupa membran plasma, sitoplasma,nukleus, dan organel-organel lain yang mempunyai fungsi khusus dan secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak (Campbell, 2002).
Sel yang memiliki inti dengan berbagai macam orgnela di sebut ekariotik. Dan masih ada jenis sel lain seperti bakteri , ganggang biru, dan ganggang hijau yang terdiri dari organisme uniseluler, mereka tidak memiliki selubung inti, tetapi karena untuk memperbanyak dirinya masih membutuhkan sel hidup lainnya. Struktur Sel ProkariotikSemua sel prokariotik mempunyai membrane plasma, nukloid berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membrane inti. Ciri lain adalah tidak memiliki sistem endo membrane (membrane dalam) seperti retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai stuktur yang berfungsi sama, yaitu mesosom dan kromatofom. Sedangkan Struktur Sel EukariotikSemua sel eukariotik memiliki membrane inti, sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu, sel eukariotik memiliki sistem endomembran, yakni memiliki organel-organel bermembran seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik juga memiliki sentriol (zernike, 2007).
         Sel tumbuhan memiliki struktur membran yang kaku, disebut dinding sel. Di antara 2 sel berdekatan terdapat lamela tengah, dan di antara dua sel bertetangga terdapat pori.Melalui pori ini dua sel bertetangga tersebut dihubungkan oleh benang-benang plasma yang disebut dengan plasmodesmata. Plasmodesmata inilah yang memfasilitasi gerak, transport zat, dan impuls sel (Suwasono, 2001).
Sel tumbuhan muda pertama-tama mensekresi dinding yang relatif tipis dan lentur yang disebut dinding sel primer. Di antara dinding-dinding primer sel-sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, lapisan tipis yang banyak mengandung polisakarida lengket yang disebut pektin. Apabila selnya telah dewasa dan berhenti tumbuh, sel ini memperkuat dindingnya. Sebagian sel tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan mensekresi substansi pengeras ke dalam dinding primernya. Sel lain menambahkan dinding sel sekunder di antara membran plasma dan dinding primer. Dinding sekunder ini, seringkali menumpuk menjadi beberapa lapisan berlamina, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang sanggup memberi perlindungan dan dukungan (Campbell, 2002).            
Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati karena faktor genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan secara genetik  (Zeny, 2003).
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ahli sains Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata lain cellulae yang berarti kamar-kamar. Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwan (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Dan pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru (Wikipedia, 2007).
                Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi kutin dan suberin (kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga masih memungkinkan senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk memberi kekuatan mekanik sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta memberi perlindungan terhadap isi sel, dan karena sifat hidrofilnya dapat mengadakan imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa yang larut di dalamnya protoplas (Hasnunidah, 2007).

III. METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum botani tentang pengenalan macam-macam bentuk sel dan bagian-bagiannya  ini dilaksanakan pada hari rabu, 25 September 2012. Pada pukul 09.00 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari.
B.      Alat dan Bahan
 Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan macam-macam bentuk sel dan bagian-bagiannya adalah mikroskop, kaca objek, kaca penutup,cawan petri, silet, lap halus, lap kasar dan pipet tetes.
Bahan yang di gunakan dalam praktikum pengenalan macam-macam bentuk sel dan bagian-bagiannya adalah empulur ubi kayu              (Manihot utilissima), bawang merah( Alium cepa fascalocicum), akar bawang merah (Alium cepa fascalocicum), umbi  wortel (Daucus carota)  dan air aqua.


C.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum  pengenalan macam-macam bentuk sel dan bagian-bagiannya adalah:
1.         Membuat irisan melintang dari empulur batang ubi kayu, lalu di  tetesi dengan air kemudian di amati di bawah mikroskop.
2.         Membelah umbi lapis pada bawang merah, tarik kulit dalamnya, tetesi air dan amati dibawah mikroskop
3.         Membuat irisan wortel secara melintang setipis mungkin, di tetesi dengan air dan di amati dibawah mikroskop
4.         Membuat irisan melintang dari batang jagung, lalu di tetesi dengan air kemudian di amati dibawah mikroskop
5.         Membuat irisan melintang dari akar bawang , lalu di tetesi dengan air kemudian di  amati dibawah mikroskop
6.          Menggambar semua preparat yang diamati dan tulis bagian-bagiannya
                            





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
        Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada gambar di bawah :
1.      Bawang Merah ( Allium cepa fascalocicum)
Keterangan :
1.      Dinding sel
2.      Sitoplasma
3.      Inti sel
Gambar 1. Umbi Bawang Merah
  
2.      Umbi Wortel ( Daucus carota L.) :

                                                                                                        Keterangan :
1.      Karoten
2.      Dinding sel
3.      Sitoplasma

                     Gambar 2. Umbi Wortel
3.      Batang Jagung ( Zea mays L.)

Keterangan  :
1.                       Kolenkim
2.                       Dinding sel
3.                       parenkim         


   Gambar 3. Batang Jagung

4.      Empulur batang ubi kayu (Manihot utilissima L.)

Keterangan :
1.                Sitoplasma
2.            Dinding Sel
3.            Ruang antar sel



     Gambar 4. Penampang melintang sel


B.     Pembahasan
Dari hasil pratikum di ketahui bahwa pada empulur ubi kayu (manihot utilssima L.), terdapat  sitoplasma, dining sel, ruang antar sel, sedangkan bawang merah (Allium cepa fascalocicum), terdapat inti sel, sitoplasma, dinding sel dan pada umbi wortel (Daucus carota) terdapat karoten, dinding sel, sitoplasma dan pada batang jagung (Zea mays L.), terdapat kolenkim, jaringan pembuluh, parenkim.
Sel merupakan bagian penting penyusun makhluk hidup. Setiap makhluk hidup tersusun oleh sel-sel yang bentuk dan jumlahnya beraneka ragam. Sel-sel tersebut seperti halnya makhluk hidup juga mempunyai bagian-bagian yang menunjukkan kehidupan.
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Sebagai unit fungsional, di dalam sel berlangsung semua reaksi kimia dan berbagai proses hidup. Sehingga di dalam sel hidup terdapat organ-organ yang mendukung proses kehidupan, sedangkan pada sel mati tidak terdapat organ-organ tersebut.

Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup, dengan adanya materi genetik sifat makhluk hidup dapat diwariskan pada keturunannya. Sel makhluk hidup dapat berkembang biak melalui pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu maupun oleh sel-sel organisme bersel banyak.













V. PENUTUP
A.    Simpulan
  Dari hasil praktikum dan pembasan ini dapat di simpulkan bahwa
 Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. tubuh makhluk hidup tersusun atass sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Sebagai unit fungsional, di dalam sel berlangsung semua reaksi kimia dan berbagai proses hidup.

B. Saran
      Saran yang bisa saya ajukan pada pelaksanaan praktikum ini kalau bisa  pada saat pembuatan laporan di berikan kelonggaran waktu untuk pengerjaan laporan tersebut dan berhubung kami adalah mahasiswa baru jadi tolong di bimbing lebsih dulu agar mudah di pahami. Adapun kesalahan dari pembuatan laporan setidaknya di beri arahan agar kedepannya lebih baik.





DAFTAR PUSTAKA
Bradbury, S. 1989. An Introduction to the Optic Microscope 2nd ed. Oxford University 
Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta         
Hasnunidah, Neni. 20
07. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung : Bandar Lampung
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung
Suwasono. 2001. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Zernike, F. 2007s. How I discovered phase contrast. Science 121. 345 – 349Abbas AK, Lichtman AH. Basic Immunology. Ed.2. Philadelphia: WB Saunders Company, 2004