Rabu, 22 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM_PENGENALAN ALAT LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI





LAPORAN PRAKTIKUM
BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
“Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi”






Oleh :
KELOMPOK I
RISMIATI
D1B1 12 028





PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2014



I.     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim dan alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Kultur jaringan tanaman merupakan suatu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat yang steril.
Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan atau penelitian karena dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau penelitian yang dilakukan dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya suatu percobaan atau penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.
Selain pengetahuan pemahaman akan alat, kita juga dituntut untuk terampil dalam alat-alat yang kita gunakan. Hal tersebut harus dibarengi dengan ketelitian dalam melakukan suatu percobaan ataupun penelitian sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan alat-alat laboratorium merupakan suatu cara untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat laboratorium. Dalam menggunakan alat-alat laboratorium, sebaiknya pengguna melakukan sterilisasi alat-alat laboratorium yang akan digunakan. Sterilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di inginkan.
Pengenalan alat-alat di laboratorium kita dapat mengetahui berbagai macam alat yang terdapat di laboratorium. Selain itu kita juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan. Alat-alat laboratorium mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya. Berdasarkan uraian di atas maka haruslah dilakukan praktikum pengenalan alat ini sehingga praktikan dapat mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam laboratorium kultur jaringan dan cara-cara penggunaan alat tersebut.
B.  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk memperkenalkan alat-alat yang ada di laboratorium bioteknologi serta fungsi dan cara penggunaannya kepada mahasiswa sehingga tidak salah dalam penggunaan alat pada praktikum bioteknologi selanjutnya.
Kegunaannya yaitu mahasiswa dapat mengenal alat-alat yang ada di Laboratorium In Vitro serta fungsi dan cara penggunaannya sehingga tidak salah dalam penggunaan alat pada praktikum bioteknologi selanjutnya.

 
II.  TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi adalah penerapan suatu prinsip-prinsip biologi, biokimia dan rekayasa dalam pengolahan bahan dan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi pertanian memiliki laboratorium tempat dimana kegiatan pembiakan dan perakitan tanaman dilakukan. Dalam laboratorium tersebut terdapat berbagai macam alat yang memiliki fungsi cara penggunaan yang beranekaragam (Choudhary, 2008).
Laboratorium bioteknologi biasanya memiliki jumlah ruang yang berbeda-beda ada yang dibagi menjadi 3 ruangan hingga menjadi 5 ruangan. Namun sebenarnya ada pembagian ruangan laboratorium kultur jaringan berdasarkan kegiatan-kegiatannya yaitu ruangan persiapan kultur jaringan, ruangan tanam, ruangan inkubasi atau penyimpanan, ruangan tempat penyimpanan media dan ruangan tempat menimbang bahan (Halman, 2005).
Melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator dan kereta dorong, ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril dan timbangan kecil, ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler dan shaker (Barahima, 2011).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan grap seperti thermograph, barograph (Yulita, 2012).
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat dan menyimpan alat (Yuwono triwibowo, 2008).
Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan yaitu timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya (Barahima, 2011).
  
III.    METODE PELAKSANAAN
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum pengenalan alat dilaksanakan pada pukul 15.30 sampai selesai pada hari Jumat, 10 Oktober 2014, bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit In Vitro Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
B.  Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat yaitu beaker glass, gelas ukur, labu ukur, pipet, pipet ukur, bola hisab, spatula, gelas pengaduk, botol spiritus, botol semprot, pH meter, hot plate stirer, timbangan analitik, microwave, oven, autoclave, laminar air flow cabinet, micro pipet, tips, tube, centrifuge, elektroforesis, inkubator, gel doc, mini centrifuge, mesin PCR, vortex, tabung nitrogen, pestel & mortar, rak inkubator, kulkas, shaker, botol kultur dan kamera. Bahan yang diperkenalkan pada praktikum pengenalan alat yaitu media murishage and skoog.
C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a.    Mempersilahkan praktikan masuk ke dalam area laboratorium dengan terlebih dahulu memakai baju atau jas laboratorium.
b.    Memberikan respon kepada praktikan dan sedikit pengarahan serta pengenalan tentang kegiatan yang akan di lakukan praktikan.
c.    Mempersilahkan praktikan masuk ke dalam ruangan kultur jaringan.
d.   Memperkenalkan alat dan bahan di masing-masing ruangan tempat praktikum.
e.    Memperhatikan dan mendengarkan setiap penjelasan dari asisten kemudian mencatat cara kerja dan fungsi masing-masing alat yang terdapat di laboratorium in vitro.
 
IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Hasil dari praktikum ini yaitu dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
No
Gambar Alat
Nama Alat
1

Timbangan Analitik
2

Autoclave
3
 
Laminar Air Flow
4

Hotplate

5

Oven
6


Gelas ukur
7

Bola hisab
8

Shaker
9

Botol spiritus
10

Beaker glass
11


Pipet
12


Botol semprot
13

Gelas pengaduk
14

Gelas kultur
15

Kulkas
16

Labu ukur
17

Micro pipet
18

Microwave
19

pH meter
20

Pipet ukur
21

Rak kultur
22

Spatula
23

Eksikator
B.  Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan alat di laboratorium in vitro yang telah dilakukan, kami dapat mengetahui beberapa alat-alat yang ada di laboratorium in vitro dan fungsi serta cara penggunaannya. Adapun alat-alat praktikum yang telah diketahui yaitu timbangan analitik, digunakan untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dan dalam skala kecil atau mikro. Autoclave berfungsi untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan di laboratorium in vitro. Laminar air flow berfungsi untuk menanam eksplan ke dalam botol dalam kondisi steril atau melakukan sub kultur yang dilengkapi dengan blower dan lampu UV.
Hotplate berfungsi untuk menghomogenkan dan juga untuk pemanas. Hot plate juga merupakan alat untuk mencampur dan memanaskan media kultur. Hot plate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas. Oven berfungsi untuk sterilisasi botol kultur, gunting, pinset, pisau dan lain sebagainya yang digunakan dalam kultur jaringan. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. Bola hisab berfungsi untuk menyedot larutan yang dipasang pada pangkal pipet ukur dan untuk membuang gas.
Shaker adalah alat yang berfungsi sebagai  pengocok yang putarannya dapat di atur sesuai dengan yang kita ingin kan. Kecepatan putarannya adalah 120 rpm (rotation  per meni). Botol spiritus adalah alat yang digunakan untuk membakar zat atau memanaskan larutan. Beaker glass berfungsi untuk menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak. Pipet tetes berfungsi untuk Memindahkan beberapa tetes zat cair. Botol semprot berfungsi untuk  menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat dan bahan. Gelas pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan. Gelas kultur berfungsi sebagai tempat untuk mengkultukan atau menanam eksplan.
Kulkas berfungsi sebagai pendingin maupun untuk mengawetkan. Labu ukur   berfungsi menampung dan mencampur larutan kimia. Micro pipet P1000 (kanan) digunakan untuk memipet cairan berukuran lebih dari 200 ul sampai 1000 ul, P200 (tengah) untuk volume cairan antara 21 ul sampai 200 ul dan P20 (kiri) digunakan untuk volume dibawah 20 ul. Microwave berfungsi untuk menghangatkan atau mencairkan serta menaikkan suhu. pH meter adalah alat untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasaan. Pipet ukur digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung. Rak kultur berfungsi untuk menyimpan botol-botol kultur yang telah di sterilkan. Spatula berfungsi untuk memindahkan bahan-bahan kimia. Eksikator berfungsi untuk mendinginkan zat.
 
V.       KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pengenalan alat-alat laboratorium In Vitro perlu dilakukan karena merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan percobaan, penelitian atau praktikum karena dengan mengenal alat kita dapat mengetahui fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan.
B.  Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan laboratorium.

 DAFTAR PUSTAKA
Barahima Abbas. 2011. Prinsip dasar teknik kultur jaringan. Alfabeta. Bandung.
Choudhary, M.I., 2008. Keselamatan dan keamanan laboratorium kimia. Yudsitira. Jakarta.

Halman. 2005. Manfaat teknik kultur jaringan pada tanaman. Universitas Gadjah Mada Press. Jakarta.
Yulita. 2012. Pengenalan alat laboratorium bioteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin.

Yuwono Triwibowo. 2008. Bioteknologi pertanian. Universitas Gadjah Mada Press. Jakarta.